Metodologi Berorientasi Objek
1. Metodologi Berorientasi Objek
Metodologi Berorientasi Objek (MBO) atau sering disebut juga Unified
modeling language (UML). MBO/UML adalah sebuah bahasa yang telah menjadi
standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan
system perangkat lunak.
Metodologi berorientasi objek adalah suatu strategi pembangunan perangkat
lunak yang mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang
berisi data dan operasi yang diberlakukan terhadapnya
Pada saat ini, metode berorientasi objek banyak dipilih karena metodologi
lama banyak menimbulkan masalah seperti adanya kesulitan pada saat
mentransformasi hasil dari satu tahap pengembangan ke tahap berikutnya.
Misalnya pada metode pendekatan terstruktur, jenis aplikasi yang dikembangkan
saat ini berbeda dengan masa lalu. Aplikasi yang dikembangkan pada saat ini
sangat beragam (aplikasi bisnis. real-time, utility, dan sebagainya) dengan
platform yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan tuntutan kebutuhan metodologi
pengembangan yang dapat mengakomodasi ke semua jenis aplikasi tersebut.
Keuntungan menggunakan metodologi berorientasi
objek adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan produktivitas, karena kelas dan
objek yang ditemukan dalam suatu masalah masih dapat dipakai
ulang untuk masalah lainnya yang melibatkan objek tersebut (reusable).
- Mecepatan pengembangan, karena sistem yang
dibangun dengan baik dan benar pada saat analisis dan perancangan akan
menyebabkan berkurangnva kesalahan pada saat pengkodean kemudahan
pemeliharaan.
- Karena dengan model objek, pola-pola yang
cenderung tetap dan stabil dapat dipisahkan dan pola-pola yang mungkin
sering berubah-ubah adanya konsistensi karena sifat pewarisan dan
penggunaan notasi yang sama pada saat analisis, perancangan maupun
pengkodean. meningkatkan kualitas perangkat lunak.
- Pendekatan pengembangan lebih dekat dengan
dunia nyata dan adanya konsistensi pada saat pengembangannya, perangkat lunak yang
dihasilkan akan mampu memenuhi kebutuhan
pemakai serta mempunyai sedikit kesalahan.
Tujuan utamanya adalah
mendesain dan membangun sistem dengan mengumpulkan objek software yang
dapat digunakan, bukan dengan menulis modul software dari awal. Kemudian, apa
yang menjadi kelebihan metodologi berorientasi objek?
Kelebihan metodologi
berorientasi objek diantaranya:
- Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih
mudah digunakan dalam pembangunan sistem
- Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan,
level organisasi, ketangguhan,dan
penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi
dibandingkan dengan metode
OOAD (Sommerville, 2000).
- Tidak ada pemisahan antara fase desain dan
analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer
dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
- Analis dan programmer tidak dibatasi dengan
batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan
berbagai lingkungan eksekusi.
- Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya
dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan
keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami
desain (Sommerville, 2000).
- Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan
diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang membantu
untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch,
2007).
- Encapsliation data dan method, memungkinkan
penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses
desain, pemrograman dan reduksi harga.
- OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek
yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko
pelaksanaan proyek.
- Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis
untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan
bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program
dapat dikerjakan bersama-sama.
- Metode ini memungkinkan pembangunan software
dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif.
Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
Lalu, yang menjadi kekurangan dalam metodologi
berorientasi objek yaitu:
- Pada awal desain OOAD, sistem mungkin
akan sangat simple.
- Pada OOAD lebih fockus pada coding
dibandingkan dengan SSAD.
- Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team
seperti pada SSAD.
- Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan
class dan obyek yang dibutuhkan sistem.
- Sering kali pemrogramam berorientasi obyek
digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada
fungsional sistem.
- OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang
tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan metode
terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih
lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam
waktu yang lama ( Hantos, 2005).
- Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD
menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang
menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang
emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini
pada skala besar (Hantos, 2005).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar